On rainy days a lot of areas in Indonesia experienced a flood. That is because the lack of rain water catchment areas. To overcome this current made it an alternative method to enhance infiltrate rainwater into the soil professed with the term "Hole Biopori". Biopori absorption hole is a simple technology, appropriate and environmentally friendly. Biopori hole is able to improve infiltrate rainwater into the ground so that flood risk can decrase overflowing due to rain. In addition, this technology also can increase the amount of water reserves in the ground and able to turn organic waste into compost. The principle of permeation holes Biopori work very simple. The hole that we make, and given the organic waste that would trigger soil biota such as worms and ants and roots of plants to create cavities (holes) in the soil called Biopori. Cavities (Biopori) is a channel for water to seep into the soil. It is expected the public to implement this alternative to reduce the risk of flooding due to overflowing rain water.
Pada musim hujan banyak daerah-daerah di Indonesia yg mengalami banjir. Hal tersebut dikarenakan kurangnya daerah resapan air hujan. Untuk mengatasi hal tersebut maka saat ini dibuat metode alternatif untuk meningkatkan daya resap air hujan ke dalam tanah yg dikenal dgn istilah “lubang biopori”. Lubang resapan biopori adalah teknologi sederhana yang tepat guna dan ramah lingkungan. Lubang biopori ini mampu meningkatkan daya resap air hujan ke dalam tanah sehingga mampu mengurangi resiko banjir akibat meluapnya air hujan. Selain itu, teknologi ini juga mampu meningkatkan jumlah cadangan air bersih di dalam tanah dan mampu mengubah sampah organik menjadi kompos. Prinsip kerja lubang peresapan biopori sangat sederhana. Lubang yang kita buat, kemudian diberi sampah organik yang akan memicu biota tanah seperti cacing dan semut dan akar tanaman untuk membuat rongga-rongga (lubang) di dalam tanah yang disebut biopori. Rongga-rongga (biopori) ini menjadi saluran bagi air untuk meresap kedalam tanah. Untuk itu diharapkan masyarakat menerapkan alternatif ini untuk mengurangi resiko banjir akibat meluapnya air hujan.
Here is a way of making Holes Biopori:
- Create a cylindrical hole with a diameter of 10 cm and depth of about 100 cm or to exceed the ground water if the soil has made the surface of shallow water. The distance between holes between 50-100 cm.
- Mouth of the hole can be reinforced with cement 2-3 cm wide 2 cm thick.
- Fill the hole with organic waste from kitchen garbage, the remaining plants, or leaves.
- Organic garbage needs to be added if the contents of the hole has been reduced due to weathering processes.
- Compost is formed in the hole can be taken at each end of the dry season along with the maintenance hole.
- Buat lubang silindris dengan diameter 10 cm dan kedalamannya sekitar 100 cm atau sampai melampaui muka air tanah jika dibuat tanah yang mempunyai permukaan air dangkal. Jarak antar lobang antara 50-100 cm.
- Mulut lubang dapat diperkuat dengan semen selebar 2-3 cm setebal 2 cm.
- Isi lubang dengan sampah organik yang berasal dari sampah dapur, sisa tanaman, atau dedaunan.
- Sampah organik perlu ditambahkan jika isi lubang sudah berkurang akibat proses pelapukan.
- Kompos yang terbentuk dalam lubang dapat diambil pada setiap akhir musim kemarau bersamaan dengan pemeliharaan lubang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar